Grey Box Testing
Grey Box
Testing adalah sebuah metodologi kombinasi
dari Black Box dan White Box Testing, menguji software
berdasarkan spesifikasi tetapi menggunakan cara kerja dari dalam. Grey Box
dapat di gunakan dengan baik dalam software testing.
Grey box
testing mengacu pada teknik pengujian
sistem dengan pengetahuan yang terbatas (limited knowledge) dari internal
sistem. Grey box testing memiliki akses ke desain dokumen dengan rinci
melalui informasi di luar persyaratan dokumen. Grey box testing yang
dihasilkan berdasarkan informasi tersebut sebagai state-based models
atau architecture diagrams of the target system
Menurut Saleh (2009, p225) grey
box mengasumsikan bahwa arsitektur software dan dokumentasi desain tersedia
untuk tester. Grey box juga berdasarkan design document dan functional
specifications. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa grey
box testing adalah teknik pengujian sistem dengan pengetahuan yang terbatas
(limited knowledge) dari internal sistem yang memiliki akses ke dokumen desain
rinci. Pengujian grey box juga berdasarkan design document dan functional
specifications dari suatu sistem.
Grey Box
Testing biasa di gunakan pada software
berorientasi object, dimana object – object tersebut adalah unit terpisah yang
memiliki kode eksekusi atau data. Contoh aplikasi yang membutuhkan Grey Box
Testing :
- Architectural model
- Unified Modeling Language – UML Design Model
- Finite-state machine – State Model.
Cem Kaner mendefinisikan Grey Box
Testing input dan ouput, tetapi di dasarkan pada informasi tentang kode atau
operasi program dari jenis yang biasanya diluar tester.
Teknik
yang ada ada Grey Box Testing :
- Matrix Testing: menyatakan laporan atau status proyek
- Regression testing: menyatakan status apakah terjadi perubahan pada kasus uji yang baru dibuat.
- Pattern Testing: memverifikasi aplikasi yang baik untuk desain atau arsitektur dan pola.
- Orthogonal array testing: digunakan sebagai bagian dari semua kemungkinan kombinasi.
Efek
penggunaan Grey Box Testing :
Efek
Positif
- Offers combined benefits : Mengambil kelebihan dari 2 kombinasi testing dan melakukan percobaan terhadap testing.
- Non Intrusive : Hal ini didasarkan pada spesifikasi fungsional, tampilan arsitektur.
- Intelligent Test Authoring : Grey Box Testing menangani scenario uji coba, misalnya tipe data, protocol komunikasi, dan penanganan eksepsi.
- Unbiased Testing : terlepas dari semua keuntungan diatas, Grey Box Testing mempertahankan batas terhadapa pengujian Antara tester dan developer.
Efek
Negatif
- Partial Code Coverage : Dalam pengujian Grey Box, sumber kode dan binary akan hilang karenga akses yang terbatas pada struktur internal atau aplikasi akan menghasilkan akses terbats terhadap kode path traversal.
- Defect Identification : Dalam aplikasi terdistribusi, sulit untuk mengidetifikasi cacat atau bug. Namun, pengujian di grey box dapat mengetahui bagaimana system cacat dalam lingkungan layana web.
Aplikasi
- Pengujian Grey Box ini cocok untuk Aplikasi WEB. Aplikasi Web telah didistribuasikan jaringan atau system, karena tidak adanya sumber kode atau binary, tidak mungkin untuk menggunakan pengujian, white-box. Pengujian Black-box juga tidak digunakan karena hanya melakukan kontrak Antara pelanggan dan pengembang, sehinggal lebih efisien menggunakan Grey-box testing sebagai informasi penting yang tersedia dalam Web Service Definition Language (WSDL).
- Pengujian Grey Box cocok untuk pengujian fungisonal atau domain bisnis. Pengujian fungsional dilakaukan pada dasarnya tes interaksi pengguna dengan system. Ini juga membantu untuk mengkonfirmasi software yangn memenuhi persyaratan yang di tetapkan untuk perangkat lunak.
No comments:
Post a Comment